Profil Desa Kaliwuluh
Ketahui informasi secara rinci Desa Kaliwuluh mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Kaliwuluh, Kecamatan Kepil, Wonosobo, surga buah tropis di dataran tinggi. Kenali potensi utama dari "Duku Kaliwuluh" yang legendaris, Manggis, dan investasi kayu Albasia. Jelajahi pesona desa agraris yang kaya akan hasil bumi.
-
Sentra Buah Duku Unggulan
Dikenal luas sebagai pusat penghasil "Duku Kaliwuluh," sebuah varietas duku lokal yang termasyhur karena rasanya yang manis dan daging buahnya yang tebal, menjadi ikon dan penggerak utama ekonomi desa.
-
Ekonomi Berbasis Agroforestri
Perekonomian masyarakat ditopang oleh sistem agroforestri yang memadukan perkebunan buah-buahan tropis (Duku, Manggis, Durian) dengan investasi kayu Albasia (Sengon) sebagai sumber pendapatan jangka panjang.
-
Potensi Agrowisata Menjanjikan
Memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi agrowisata, khususnya wisata "petik duku" saat musim panen raya, yang menawarkan pengalaman otentik bagi pengunjung.
Tersembunyi di antara lekuk perbukitan Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Desa Kaliwuluh memancarkan pesonanya bukan dari komoditas sayuran dataran tinggi yang umum, melainkan dari manisnya buah-buahan tropis yang ranum. Desa ini merupakan sebuah surga agraris, sebuah sentra penghasil buah yang telah melegenda, khususnya "Duku Kaliwuluh." Di sini, ratusan bahkan ribuan pohon duku menjadi saksi bisu dari denyut ekonomi yang hidup dari generasi ke generasi, menjadikan desa ini sebagai salah satu lumbung buah paling penting di Wonosobo.
Geografi dan Kondisi Alam
Desa Kaliwuluh terletak pada ketinggian rata-rata 829 meter di atas permukaan laut, sebuah posisi geografis yang memberikannya iklim sejuk dan ideal untuk pertumbuhan berbagai tanaman. Luas wilayahnya tercatat 4,13 kilometer persegi, dengan kontur tanah yang didominasi oleh perbukitan dan lembah yang subur. Kondisi alam inilah yang menjadi anugerah utama, memungkinkan masyarakatnya mengembangkan sistem pertanian agroforestri yang kaya dan beragam.Secara administratif, pemerintahan Desa Kaliwuluh yang dipimpin oleh Kepala Desa M. Mudasir, mengelola 7 dusun, yang terbagi lagi menjadi 4 Rukun Warga (RW) dan 23 Rukun Tetangga (RT). Struktur ini menjadi kerangka bagi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang merata, memastikan setiap jengkal potensi wilayah dapat dioptimalkan.
Demografi dan Komunitas Masyarakat
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, Desa Kaliwuluh dihuni oleh 4.374 jiwa, terdiri dari 2.229 penduduk laki-laki dan 2.145 penduduk perempuan. Mayoritas mutlak dari penduduk ini menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dalam arti luas, mulai dari pemilik kebun, petani penggarap, hingga pedagang hasil bumi.Komunitas masyarakatnya sangat lekat dengan tradisi agraris. Siklus hidup di desa ini berjalan selaras dengan siklus musim tanam dan panen. Musim panen raya duku, yang biasanya jatuh pada awal tahun, merupakan periode paling semarak di mana aktivitas ekonomi mencapai puncaknya. Semangat kebersamaan dan gotong royong menjadi perekat sosial yang kuat, tecermin dalam berbagai aktivitas komunal di tengah masyarakat.
Pilar Ekonomi: Duku, Manggis dan Albasia
Kekuatan ekonomi Desa Kaliwuluh berdiri kokoh di atas tiga pilar utama: buah duku, buah-buahan tropis lainnya, dan kayu Albasia. Kombinasi ketiganya menciptakan model ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan.Duku Kaliwuluh ialah primadona dan jiwa dari perekonomian desa. Duku dari daerah ini sudah sangat terkenal di tingkat regional karena kualitasnya yang superior: rasanya manis, bijinya kecil, dan daging buahnya tebal. Ratusan hektare kebun di desa ini ditanami pohon duku yang sebagian besar merupakan warisan turun-temurun. Saat panen raya, desa ini berubah menjadi pusat perdagangan yang ramai, didatangi oleh para pedagang dari berbagai kota untuk membeli duku langsung dari petani. Pendapatan dari hasil panen duku menjadi andalan utama warga untuk memenuhi kebutuhan hidup sepanjang tahun.Melengkapi duku, Desa Kaliwuluh juga merupakan penghasil signifikan dari buah Manggis dan Durian. Diversifikasi ini memberikan keuntungan bagi petani karena mereka tidak bergantung pada satu jenis buah saja. Manggis dari Kaliwuluh juga memiliki kualitas yang baik dan diminati pasar, memberikan sumber pendapatan tambahan yang penting di luar musim duku.Pilar ketiga merupakan investasi jangka panjang, yaitu budidaya Kayu Albasia (Sengon). Pohon sengon ditanam di sela-sela kebun buah atau di lahan-lahan yang tidak produktif untuk tanaman pangan. Dalam kurun waktu 5-7 tahun, pohon-pohon ini bisa dipanen dan dijual ke industri pengolahan kayu. Bagi masyarakat, Albasia berfungsi sebagai tabungan besar yang hasilnya digunakan untuk keperluan-keperluan besar seperti membangun rumah, biaya pendidikan tinggi, atau modal usaha.
Potensi Agrowisata dan Pengembangan Masa Depan
Dengan kekayaan hasil bumi yang dimilikinya, Desa Kaliwuluh menyimpan potensi besar yang belum tergarap sepenuhnya, yaitu sektor agrowisata. Konsep wisata petik buah, khususnya "wisata petik duku," sangat potensial untuk dikembangkan. Pengunjung dapat merasakan pengalaman memanen duku langsung dari pohonnya sambil menikmati keindahan alam perbukitan Kepil.Pengembangan ini dapat menciptakan efek ganda (multiplier effect), membuka peluang usaha baru bagi warga seperti penyediaan akomodasi sederhana (homestay), kuliner lokal, dan penjualan produk olahan. Inovasi produk seperti pembuatan sirup, selai, atau dodol duku dapat menjadi langkah selanjutnya untuk meningkatkan nilai tambah dan memperpanjang rantai ekonomi dari buah ikonik ini.Pemerintah desa bersama dengan kelompok tani dan karang taruna dapat berkolaborasi untuk merancang paket-paket wisata yang menarik. Peningkatan infrastruktur jalan menuju sentra-sentra kebun duku dan promosi yang gencar melalui media digital akan menjadi kunci untuk merealisasikan potensi ini. Dengan demikian, Desa Kaliwuluh tidak hanya akan dikenal sebagai pemasok buah, tetapi juga sebagai destinasi wisata yang unik dan berkesan di Kabupaten Wonosobo.
